Rabu, 25 Februari 2015

Liburan Ke Banda Aceh ( Bagian III ) : Hari Yang Cerah

Pasti udah pada gag sabaran kan dengan sambungan cerita liburan akhir tahun Musafir Senja ... :) :) 
oleh karena itu silahkan dibaca postingan dibawah yaaaa ... selamat membaca .. :) :)

26 Desember 2014 , Jum'at

Alhamdullilah hari ini Kota Banda Aceh cerah. mulai dari pagi tadi sudah terdengar suara zikir hampir dari seluruh Masjid. Lapangan Blang Padang menjadi pusat peringatan 10 Tahun Tsunami dan beberapa ruas jalan di Kota Banda Aceh ditutup.

Hari ini kami melanjutkan berkeliling Kota Banda Aceh. Tempat Wisata Tsunami Boat di Atas Rumah Kampung Lampulo mejadi pilihan pertamanya. kapal ini dulunya berada di Sungai dan terbawa air tsunami hingga mendarat di atas rumah warga.dan kini areal tersebut dijadikan salah satu objek wisata tsunami. miniatur kapal ini juga terdapat di Museum Tsunami.

Geurutee menjadi destinasi selanjutnya. Geurutee merupakan pegunungan yang berdampingan langsung dengan lautan luas. dari puncak geurutee ini kita dapat melihat indahnya lautan yang membentang luas. terdapat dua buah pulau kecil di tengah lautan yang nampak jelas dari puncak Geurutee ini. selain itu terdapat satu pulau yang sedikit jauh letaknya dari kedua pulau tersebut. pulau yang satu ini letaknya lebih dekat kepantai. pantai berpasir putih yang memanjang itu terbentang hingga mendekati pulau itu. memandang lautan dari puncak Geurutee ini akan memberikan pangalaman yang baru. selain itu pada puncak ini terdapat tulisan raksasa " Puncak Geurutee Aceh Jaya " yang dapat dijadikan untuk berfoto ria. Ohyaa,,, wisata ini agag jauh jaraknya dari Kota Banda Aceh karena Puncak Geurutee ini sudah termasuk wilayah Kabupaten Aceh Jaya.

Sekembalinya dari Banda Aceh waktu sudah menunjukkan untuk salat jum'at. kami memilih untuk salat jum'at di Masjid Baiturrahim Ulee Lheue. Masjid yang menjadi saksi bisu kejadian Tsunami 10 tahun silam itu dipenuhi oleh jamaah dan kami mendapat tempat di lantai 2 masjid.

Selepas Jum'atan kami saya menyempatkan memandangi kawasan lautan Ulee Lheue dari jembatan yang letaknya tidak jauh dari Masjid. akhirnya perjalanan ini selasai. siang ini kami akan kembali lagi ke Medan. namun perjalanan ini tidaklah akan saya lupakan dan pastinya akan terus membekas dalam memori.

Salam Musafir Senja ...

Liburan Ke Banda Aceh ( Bagian II ) : Berlari Di Bawah Hujan

Baiklah, Musafir Senja akan menyambung postingan yang lalu mengenai catatan perjalanan liburan akhir tahun. selamat membaca .... :) :)

25 Desember 2014, Kamis

Hari ini Kota Banda Aceh diguyur hujan. tak tanggung-tanggung hujan turun deras semenjak azan subuh dikumandangkan. rencana shalat subuh di Masjid Raya Baiturrahman-pun akhirnya dibatalkan. kami  [Musafir Senja & Family :) :)] shalat dikamar hotel dan terus berharap semoga Hujan berhenti.

Jam telah menunjukkan pukul 07.30 WIB, namun hujan masih terus membasahi bumi ini, namun sudah sedikit reda. hanya tinggal gerimis yang lumayan kencang. dengan sedikit rasa malas akhirnya kami keluar untuk mencari sarapan, kami memutuskan untuk menikmati Nasi Gurih khas Aceh dengan lauk rendang dan dendeng. setelah selesai membeli sarapan, kami kembali ke hotel. selama di Banda Aceh kami menginap di Hotel Lading, sebuah Hotel yang terletak tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman dengan pemandangan depan Krueng Aceh. namun yang paling penting, harga hotel ini sangat bersahabat dengan kantong.

Jam 09.00 setelah selesai bersiap-siap kami mulai menjelajah Kota Banda Aceh. dimulai dengan Museum Tsunami. kunjungan ke Museum Tsunami hampir saja tidak jadi karena listrik padam. seluruh pengunjung yang berada di dalam Museum diumumkan untuk meninggalkan Museum dan yang belum masuk tidak diizinkan masuk. setelah 20 menitan akhirnya pintu utama kembali dibuka, ternayata listrik sudah hidup kembali. Museum Tsunami ramai sekali pengunjungnya hari ini, karena esok adalah peringatan 10 tahun Tsunami, maka banyak yang mengunjungi  Museum ini untuk kembali mengenang kejadian itu.

Sebenarnya saya telah beberapa kali mengunjungi Museum Tsunami ini, namun baru kali ini saya sempat menyaksikan pemutaran film dokumenter yang berisikan tentang kejadian Tsunami di Aceh. selain itu ada beberapa tambahan koleksi di Museum Tsunami Aceh, seperti Al-Qur'an, mesin jahit, peralatan makan dan barang lainnya yang hanyut terkena Tsunami. barang-barang ini masih terselimuti lumpur Tsunami dan selama ini disimpan oleh masyarakat.

Hujan tak kunjung berhenti menyapa Kota Banda Aceh namun tentu saja hal ini tak menyurutkan niat kami untuk menjelejahi Ibukota Provinsi Aceh ini. Setelah Museum Tsunami kami melanjutkan perjalanan ke Kapal PLTD Apung. setelah berfoto ria dan menikmati batagor yang dijual disekitaran areal wisata ini perjalanan di lanjutkan ke Pantai Lampuuk.

Keindahan Pantai Lampuuk hanya dapat dinikmati dari bawah pondok-pondok sepanjang pantai karena hujan masih terus turun. karena hari sudah siang maka kami makan di sini. menu utama ikan bakar segera terhidang dengan hangatnya nasi dan pedasnya sambal. makan siang sambil menikmati indanhnya Pantai Lampuuk, pepasir putih, dan menatap birunya air laut memang tiada duanya. namun saya menyempatkan diri untuk turun ke pantai hanya sekedar mencuci kaki meski harus rela berhujan-hujanan.

Selepas mengunjungi Pantai Lampuuk kami mengunjungi Pantai Lhok Nga, namun keindahan Pantai Lhok Nga hanya dapat dinikmati dari dalam mobil. Yuppppss, tepat sekali hujan yang semakin deras membuat kami enggan turrn dari mobil meski ombak-ombak besar Pantai Lhok Nga telah memanggil-manggil kami untuk singgah meski hanya sekedar bermain air.

Ulee Lheue menjadi destinasi selanjutnya yang kami kunjungi. meski hanya sebentar saja menikmati indahnya Ulee Lheue tapi itu sudah cukup karena hari sudah sore, sedangkan masih ada satu tempat lagi yang ingin kami kunjungi, yaitu Perumahan Jackie Chan yang terletak di Desa Neuheun, Aceh Besar. Perumahan ini tidaklah terlalu jauh dari Kota Banda Aceh.

Perumahan Jackie Chan terletak di atas perbukitan yang langsung menghadap lautan. pada areal perumahan ini dibangun juga beberapa fasilitas seperti Masjid dan sekolah. jika kita menjelejahi kompleks ini hingga kepuncak bukit maka kita dapat memandang indahnya lautan yang membentang didepannya.

Sepulang dari Perumahan Jackie Chan hari sudah senja, maka kami memutuskan untuk menunaikan ibadah shalat maghrib di Masjid Agung Al Makmur atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Oman karena Masjid ini merupakan bantuan dari Negara Oman. Masjid besar yang berwarna putih ini memiliki satu kubah dan dua menara dan yang paling saya sukai dari Masjid ini adalah sajadahnya. bila di Masjid lain sajadah yang digunakan berbentuk panjang mengikuti shaf namun di Masjid Oman ini sajadahnya berbentuk permadani yang besarnya seluas Masjid. ya,,, hanya ada satu permadani raksasa untuk menutupi keseluruhan lantai Masjid Oman ini. permadani yang berwarna indah dengan motif bunga dan ukiran dan tepat dibawah kubah terdapat satu motif bunga yang besar. itulah hal yang paling spesial dan belum pernah saya temui di Masjid-Masjid lainnya.

Perjalanan hari ini ditutup dengan icip-icip kuliner khas Aceh yang telah terkenal kemana-mana yaitu : Mie Aceh. kami menikmati kuliner khas Aceh ini di salah satu cafe yang memang menu utamanya adalah Mie Aceh. Mie Aceh Simpang Lima nama tempatnya ( Kalau gag salah yaa ... soalnya udah agag lupa ne hehe ). pilihan saya jatuh pada Mie Aceh Kepiting dengan minumannya adalah Teh Tarik. meski harga satu porsinya Rp. 30.000 namun menurut saya harga tersebut cocok dengan rasanya dan kelezatan kepiting yang tersedia diatas piring. sedangkan untuk Mie Aceh biasa harga yang dibandrol hanya berkisar Rp.10.000 - Rp. 15.000. dan ada juga menu spesial lainnya yaitu Mie Aceh yang disajikan dengan daging, udang dan kepiting untuk menu ini dibandrol dengan harga Rp. 50.000 seporsinya.

Perjalanan hari ini berakhir dengan menikmati Mie Aceh, dan esok keliling-keliling kota masih berlanjut.
ditunggu postingan selanjutnyaaa yaaa .....

Salam Musafir Senja ... :) :) :)