Selasa, 08 Desember 2015

CHMTS #4 : Dikejar-kejar Laporan

Alhamdullilah ... Pratikum berjalan lancar sampai saat ini.dari tujuh percobaan yang ada saya dan teman segrup sudah melewati enam percobaan. satu percobaan lagi jadwalnya nanti di bulan januari, karena diakhir bulan desember kami akan melewati libur selama dua minggu sehingga satu percobaan itu dijadwalkan pada bulan januari.

Selesai percobaan gag serta merta pratikumnya selesai. masih ada lagi malah masih panjang perjuangannya. LAPORAN ... yaaa ... tau apa itu laporan ??? laporan itu adalah sejenis karya tulis ilmiah yang dibuat oleh kita para pratikan yang mana didalamnya dibahas tentang suatu percobaan yang udah pernah kita jalani. biasanya isi laporan itu terdiri dari tujuan percobaan, teori dan juga perhitungan serta gambar sketsa denah hasil pratikum. gambar sketsa denah itu maksudnya gini loh ,,, inikan pratikum ilmu ukur tanah ya jadi dibuat gitu sejenis peta daerah yang kita jadikan lapangan percobaan ketika pratikum.

Laporan itu juga mesti di asistensikan pada dosen pembimbing, dan gag sekali asistensi langsung benar. biasanya ada tiga atau empat kali asistensi baru benar, dan yang banyak bermasalah ya dimasalah perhitungan. Laporan itu gag bisa dibuat asal jadi, laporan itu harus punya dasar-dasar yang kuat. untuk teori saja kita tidak boleh asal menulis harus ada referensi dari buku-buku yang terpercaya. yaaa ... buku-buku yang terpercaya. pada sebagian dosen, referensi itu gag boleh diambil di internet atau hasil browsingan karena dianggap kurang terpercaya dan gag bisa dipertanggung jawabkan jadi setiap teori yang diambil haruslah berdasarkan buku buku teks pegangan mata kuliah tersebut dan terbukti memang bisa dipertanggung jawabkan. yaaa ... memang gag semua dosen sih gag nerima hasil teori dari internet hanya beberapa, tergantung dosen pembimbingnya juga.

Ngomongin dosen pembimbing, bayangkan !!! kami para mahasiswa teknik sipil udah jumpa yang namanya dosen pembimbing semenjak semester 3, semester 3 !!! kebayang gag ?? hahahaha. mungkin ada mahasiswa-mahasiswa lainnya yang baru jumpa dosen pembimbing di semester akhir waktu ngambil skripsi, kami udah jumpa yang namanya dosen pembimbing semenjak semester 3 didalam pratikum ini. dan sama halnya dengan buat skripsi, buat laporan juga gag boleh asal-asal seperti yang saya katakan diatas tadi.

Maka ,,, dalam beberapa hari kedepan mungkin saya akan jarang nge-blog dulu ne ... mau serius ( hehehe ) ngerjain laporan agar cepat selesai dan bisa diasistensikan, dan juga berharap gag terlalu banyak revisinya .. aminnnnn. harus fokus dulu ke laporan ini, soalnya ada enam laporan yang akan ditulis untuk enam percobaan, semanggaatttttt !!! :) :) :) :) :) Jadi sekarang rasanya kayak dikejar-kejar sama laporan, karena belum selesai dan hati masih belum tenang.

Biasanya saya dan teman segrup nulis laporan di kampus, mulai dari pagi sampai masuknya jam kuliah di siang atau sore hari. kalau satu laporan udah siap, langsung lanjut lagi kelaporan lainnya biar cepat selesai dan hati tenang karena tugas laporan udah siap. siap nulis harus langsung nemui dosen pembimbing biar tau dimana-mana aja ada kesalahan, dan revisi ulang, kemudian asisensikan lagi yaa ,,, begitulah siklus nulis laporan sampai selesai dan tertulis dikertas asistensi ACC alias sudah benar semuanya.

Jumpai dosen pembimbing juga gag mudah, kita harus rela nunggu sampai dosen ini benar-benar ada waktu, yaaa .. kita gag bisa nyalahin dia juga dong, namanya juga dosen mungkin dia ada jam ngajar dan juga menjadi narasumber di seminar-seminar jadi gag semua waktunya cuma untuk asistensi pratikum aja. biasanya waktu-waktu lenggang itu ada di sore hari ,,, jadiii ya nikmati senja dikampus sembari menunggu dosen ( yaelahhh kalimatnya ya ... nikmati senja .. hahahahahhahaha ) dan senja-senja kedepannya masih harus setia menanti dosennya juga sampai laporan selesai.

Dan seperti yang saya katakan diawal-awal dulu, memang capek sih pratikum ini tapi itu semua bukan berarti kita gag sanggup melewatinya, kita pasti bisa selama kita yakin, berusaha, belajar dan terus berdoa. apalah arti lelah ini bila gantinya kita mendapatkan ilmu yang baru, benarkan ???

Salam Musafir Senja ... 

Selasa, 01 Desember 2015

CHMTS #3 : Theodolite I

Dalam pengukuran tanah dalam lingkup ilmu ukur tanah ada dua alat yang sering digunakan, yaitu Alat Theodolite dan Alat Waterpass, maka dari itu dalam pratikum ilmu ukur tanah selain ada percobaan waterpass I, II, III ada juga percobaan Theodolite I, II, dan III. 

Beberapa hari yang lalu saya baru saja menyelesaikan percobaan Theodolite I, pada percobaan ini salah satu tujuannya adalah untuk lebih mengenal alat theodolite dan mampu mengoperasikannya dengan baik. alat theodolite sedikit lebih runyam penggunaannya dibandingkan dengan alat waterpass, namun alat theodolite ini lebih canggih dan lebih umum digunakan dalam pekerjaan nyata di lapangan. maka dari itu pemahaman yang baik tentang penggunaan alat ini sangatlah penting bagi mahasiswa Teknik Sipil.

Seperti yang sudah saya ungkapakan pada beberapa postingan yang lalu, bahwasanya pratikum Ilmu Ukur Tanah ini tidaklah dilakukan di dalam laboratorium tetapi langsung pada lapangan. dan kami, mahasiswa dari Institut Teknologi Medan biasanya melakukan pratikum ini dengan mengukur langsung tinggi tanah di sekitaran Stadion Teladan - Kota Medan. 

Meskipun sedikit capek dan panas semua itu gag masalah demi mendapatkan ilmu yang sepadan. 
Tetap semangat dalam menuntut ilmu, karena ilmu adalah cahaya kehidupan.

Salam Musafir Senja :) :) :)

Jumat, 20 November 2015

CHMTS #2 : Waterpass I ... Alhamdullilah Selesai

Pagiiiii pembaca setia blog saya .. haha :) :)
Udah pada baca CHMTS #1 belum ??? kalau belum baca Disini yaaa .. soalnya ini kelanjutannya ..
Penasaran ??? pastinya yaa .. hahaha


Dan ya seperti yang saya katakan , bahwa semua yang dipratikkan sudah dipelajari di mata kuliah Ilmu Ukur Tanah jadi ya gag terlalu terkejut sih. hari pertama ini percobaannya masih dasar banget, Waterpass I.yang mana pada tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenal alat Waterpass ( B21 ) dan cara kerjanya. sebelum turun kelapangan, kami diberikan teori singkat dulu tentang cara - cara pratikum nantinya dan sekalian pengenalan alat-alat yang akan digunakan pada pratikum kali ini.

Pratikumnya berjalan lancar dan Alhamdullilah gag ada kendala yang ditemui ... CUMA ... Ada cumanya ne .. Panasnyaaaaaaa ya Allah ... yaa, seperti yang sudah saya katakan kemarin untuk pratikum Ilmu Ukur Tanah ini mahasiswa harus turun langsung ke lapangan, jadi ya harus rela panas-panasan. Tetapi gag papa ,,, yang penting dapat ilmunya, untuk mendapatkan ilmukan memang butuh perjuangan, betul gag ??? betul banget donggg .. Hehehe :) :)

Dan akhirnya pratikum selesai, setelah data-data didapat dan dituliskan kami tinggal membuat laporan. ohyaa .. pratikum ini dilakukan perkelompok dan satu kelompok terdiri dari 5 orang. saya sendiri masuk di kelompok XXI. 

baiklah ,,, sampai disini dulu CHMTS #2 .. nantikan catatan lainnya yaa ..
Salam Musafir Senja ...

Rabu, 18 November 2015

CHMTS #1 : Hari Pertama Pratikum Ilmu Ukur Tanah

Selamat Pagi Semuanya ... :) :) :)

Pagi ini menjadi hari yang lumayan menegangkan bagi saya, karena hari ini adalah hari pertama saya akan menjalani Pratikum Ilmu Ukur Tanah. Yaaa ... bagi mahasiswa-mahasiswa teknik pratikum itu udah kayak jodoh,,,hahaha. gimana gag ??? disetiap semester pasti ada yang namanya pratikum, karena teori yang dipelajari di kelas susah untuk dimengerti tanpa adanya praktek langsung.

Untuk Ilmu Ukur Tanah sendiri menjadi matakuliah wajib bagi mahasiswa teknik sipil. karena semua struktur yang ada dibumi ini berdiri dengan gagahnya di atas tanah, jadi pengukuran tanah menjadi salah satu point yang penting. dikampus saya Ilmu Ukur Tanah untuk mata kuliahnya diberikan pada semester 1 dan pratikum-nya pada semester 3. dan saat ini saya sudah semester 3, maka saya-pun mengikuti pratikum ini.

Udah terbayang ne panas-nya saat pratikum, soalnya berbeda dengan pratikum-pratikum lainnya yang biasanya dilaksanakan di laboratorium, khusus untuk ilmu ukur tanah pratikum langsung turun ke lapangan, jadi ya siap-siap aja kulit jadi hitam siap pratikum ( emang dasarya udah kulit coklat kok, hahaha ).

Pada pratikum ini sendiri ada tujuh percobaan yang akan dilakukan, mulai dari Theodolit 1,2,3 kemudian diikuti percobaan waterpass 1,2,3 dan yang terakhir percobaan BTM. yang mana kesemuannya sudah dipelajari melalui teori disemester pertama.

Bismillah ... semoga pratikumnya berjalan lancar dan sukses. 
Doakan yaaaaa ... :) :) :)

Salam Musafir Senja ...

Senin, 09 November 2015

Berkunjung Ke Rumah Cut Nyak Dhien

Siapa yang tak kenal dengan Cut Nyak Dhien ??? Seorang srikandi pemberani yang berjuang melawan penjajah-penjajah Belanda, seorang wanita yang berani mengangkat rencong dan turun ikut serta bergerilya dalam Perang Aceh yang tercatat sebagai salah satu perang terlama yang pernah terjadi di masa penjajahan Belanda.

Cut Nyak Dhien merupakan salah seorang pahlawan yang berasal dari tanah rencong, merupakan seorang pemimpin perang yang saat itu memiliki banyak pengikut untuk mengusir Belanda dari tanah air tercinta. Ya, Cut Nyak Dhien seorang srikandi yang sangat pemberani.

Berhubung besok 10 November dan diperingati sebagai hari pahlawan, maka saya akan menulis tentang perjalanan saya ketika berkunjung ke Museum Rumah Cut Nyak Dhien ,,, penasaran ??? silahkan baca dibawah yaaa ...

Museum Rumah Cut Nyak Dhien terletak di Desa Lampisang, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. apabila kita dari Banda Aceh menuju ke Pantai Lampuuk, maka kita akan melewati Rumah Cut Nyak Dhien ini yang letaknya memang dipinggir jalan, jadi ... gag susah kok mencari alamatnya :) :) :)

Rumah ini dibangun kembali pada tahun 1981-1982 yang mana rumah aslinya sudah ludes dibakar Belanda pada tahun 1896. rumah ini dibangun kembali dan dijadikan museum untuk mengingat perjuangan Cut Nyak Dhien beserta sang suami Teuku Umar.


Rumah Cut Nyak Dhien

Rumah ini berbentuk seperti rumah adat aceh lainnya, rumah panggung dengan atap daun rumbia. didominasi warna hitam dan beberapa ornamen dicat dengan warna kuning dan merah. untuk memasukinya terdapat pintu di bagian samping rumah.

Bagian dalam rumah ini terbagi menjadi beberapa ruangan, yaitu : kamar tidur cut nyak dhien, kamar tidur penjaga cut nyak dhien, ruang pertemuan, dan dapur. dan disetiap ruangan kita masih dapat menyaksikan replika perabotan-perabotan yang dulu dipakai, seperti tempat tidur, lemari, kursi-kursi serta lampu-lampu kaca. selain itu bagian dalam rumah ini juga banyak dipasang lukisan dan foto-foto dari Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar.

Pada salah satu sudut rumah terdapat sumur tua, yang mana dulunya air sumur ini digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh Cut Nyak Dhien. sumur ini memiliki ketinggian yang sama dengan tinggi rumah, sehingga yang bisa menimpa atau mengambil air dari sumur ini hanyalah orang-orang yang tinggal di Rumah Cut Nyak Dhien, hal ini merupakan salah satu penjagaan kepada Cut Nyak Dhien karena ditakutkan Belanda membubuhkan racun kedalam air sumur itu.

Sekian dulu postingan kali ini ,,,
Salam Musafir Senja

Minggu, 18 Oktober 2015

Jalan - Jalan Pagi di Pantai Ujong Blang ; Melihat Tarek Pukat

Pagi minggu memang merupakan waktu yang sangat cocok untuk bersantai, melepas lelah dan segala kepenatan setelah sepanjang pekan beraktivitas. Jalan-jalan pagi bersama keluarga atau sahabat atau mencoba kuliner-kuliner baru bisa dilakukan di pagi minggu.

Salah satu yang bisa dicoba adalah jalan-jalan pagi ke pantai. kali ini saya akan menuliskan pengalaman saya ketika berjalan-jalan pagi di Pantai Ujong Blang Kota Lhokseumawe.

Seperti yang sudah sayakan dipembuka tadi, bahwa pagi minggu memanglah waktu untuk berlibur maka tak heran bila di pagi minggu Pantai Ujong Blang ini sudah dipenuhi oleh pengunjung. warung-warung yang pada hari biasanya buka sekitar jam 10 atau 11 siang maka kalau pagi minggu pukul 7 sudah buka.

Berbagai makananpun dijual di area pantai, mulai dari : nasi gurih, lontong, lupis dan berbagai aneka kue serta rujak. namun untuk sarapan pagi ini saya menjatuhkan pilihan kepada Nasi Gurih. yaaa ... menikmati sepiring nasi gurih ditemani secangkir teh hangat sembari mendengar deru ombak mampu menghilangkan strees seminggu ini, hehehehehe :) :) :)

Setelah menikmati sarapan pagi, saya menyempatkan diri bermain air sebentar hanya sekedar membasahi kaki saja,,, soalnya bagi saya gag afdhol kalau udah ke pantai tapi gag basah-basahan meskipun cuma kaki aja yang basah .. :) :)

Ohyaaa .. satu lagi ne. ada satu aktivitas yang menarik di sini, yaitu Tarek Pukat. kegiatan ini adalah kegiatan nelayan yang masih menggunakan cara tradisional untuk menangkap ikan dengan menggunakan pukat atau jaring. kebetulan pagi ini saya berkesempatan melihat tarek pukat. tarek pukat ini dilakukan oleh beberapa orang nelayan yang secara bersama-sama menarik pukat dari pinggir laut yang mana pukat sudah dimasukkan kelaut malam sebelumnya. dan masyarakat disini punya kebiasaan membeli langsung ikan kepada nelayan-nelayan yang menarik pukat tersebut. yaaa .. jadi ikan-ikan yang didapat itu akan segera habis tanpa perlu dibawa kepasar, pembelilah yang langsung datang kesini untuk membeli ikan-ikan tersebut.

Sebelum  pulang saya singgah dulu di pondok Pulut Panggang. pulut panggang merupakan salah satu makanan khas Aceh, makanan yang terbuat dari pulut ini dipadukan dengan santan dan gula, setelahnya dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang. menikmati pulut panggang ini paling enak dengan tape manis. 

Akhirnyaaa ... jam sudah menunjukkan pukul 08.30, perut pun sudah terisi ( hahahahahaha .. ) sayapun memutuskan untuk kembali pulang. Jalan-jalan pagi di hari minggu memang sangat menyenangkan ... 

Salam Musafir Senja ...

Selasa, 08 September 2015

Menjelajah Banda Aceh ( Bagian III ) : Benteng Indra Patra

Benteng Indra Patra, merupakan salah satu situs bersejarah yang terdapat di Provinsi Aceh. Tidak banyak yang diketahui dari benteng ini, menurut keterangan yang tertulis di depan benteng ini, Benteng Indra Patra sudah ada jauh sebelum berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam dan difungsikan untuk mengusir penjajah atau mempertahankan wilayah dari gangguan yang datang dari arah Selat Malaka.

Benteng ini lumayan jauh jaraknya dengan kota Banda Aceh, namun dekat dengan Pantai Ujong Batee. karena letaknya yang berdekatan, maka saya menyempatkan untuk berkunjung ke benteng ini berhubung saya belum pernah sama sekali melihat benteng ini dengan langsung.

Benteng yang sudah sangat tua ini terdiri dari dua buah banguan benteng yang berbentuk segi empat dengan dinding yang sangat tinggi. 

Pada benteng pertama, terdapat tangga untuk memasuki benteng. setelahnya kita akan mendapati jalanan selebar kurang lebih dua meter dengan dinding perlindungan yang sangat tebal. dari jalan ini terdapat tangga untuk turun kedalam benteng, yaaaa ... bagian dalam benteng ini lebih rendah, sehingga kita harus menuruni beberapa anak tangga. dibagian dalamnya hanyalah berupa lapangan luas dengan sebuah bangunan yang sudah hancur hanya bersisakan pondasi dengan bentuk segi empat dan dua buah bangunan berbentuk lingkaran lengkap dengan kubahnya yang semuanya terbaut dari beton.

Pada bangunan yang berbentuk lingkaran itu terdapat sumur disalah satunya. sumur ini tidaklah terlalu dalam, dan saya kurang tau pada zamannya difungsikan untuk apakah sumur ini, apakah sebagai persediaan air bersih atau lainnya. Pada bagian dinding benteng terdapat jendela-jendela yang mungkin pada dulunya berfungsi untuk meletakkan meriam atau sebagai tempat prajurit berjaga-jaga.

Untuk benteng kedua saya tidak ada memasuki bagian dalamnya, karena tangga yang tersedia hanyalah berupa tangga kayu. berbeda dengan benteng pertama yang mana tangga untuk memasuki benteng adalah tangga beton yang masih merupakan bangunan asli dari benteng tersebut.

Letak kedua benteng tersebut tidaklah berjauhan. dan kompleks Benteng Indra Patra ini terletak tepat dibibir pantai. jadiiiii ,,, ketika menjelajahi setiap sudut benteng angin pantai dengan santainya akan menyapa kita. membuat kita lupa waktu bila berkunjung kesini. belajar sejarah sembari menikmati indahnya pantai tersebut.


Sekian dulu postingan kali ini, Salam Musafir Senja .. :) :) :)

Menjelajah Banda Aceh ( Bagian II ) : Keindahan Di Ujung Banda Aceh, Pantai Ujong Batee

Baiklah Musafir Senja akan melanjutkan postingan sebelumnya, masih mengenai dengan liburan ke Banda Aceh. kali ini saya akan membahas tentang keindahan pantai yang sepertinya masih belum terlalu banyak diketahui oleh khalayak ramai, Yupppp benar banget !!! Pantai Ujong Batee.

Secara administratif, pantai ini sudah masuk kedalam wilayah Kabupaten Aceh Besar.Maka dari itu jaraknya juga lumayan jauh dari kota banda,untuk menuju kesini sekitar 45 menitan dari Kota Banda Aceh. kita akan melewati beberapa desa dan juga jalan raya yang naik turun bukit. dan juga kita akan melewati kompleks perumahan Jackie Chan.Untuk aksesnya sih gag perlu ragu, jalanannya mulus banget !!!

Pantai ini sepertinya masih kurang diketahui, sehingga sepi pengunjung. seperti ketika saya kesini, terlihat sangat sedikit pengunjung sehingga serasa seperti liburan di pantai milik pribadi, hahahahahhaa. pantai ini memiliki garis pantai yang lumayan panjang dengan pasirnya yang berwarna kecoklatan. dan pantainya juga sangat luas, sehingga bagi anda yang suka main pasir pasti sangat puas liburan disini, karena bisa main pasir sepuasnya.

Untuk lautannya gag perlu diragukan. keindahan pantai ini gag kalah dengan pantai-pantai lainnya. dengan ombak yang tidak terlalu besar dan air yang bersih sangat cocok dijadikan sebagai arena liburan. 

Uniknya pantai ini adalah, setelah luasnya pantai maka anda akan disambut dengan rimbunnya pepohonan cemara. yaaa ... sepanjang pantai ini ditumbuhi dengan banyak sekali pepohonan cemara. dan diantara pepohonan terdapat banyak sekali kedai-kedai kecil yang menjual berbagai jajanan dan minuman. dan tak lupa pula, disediakan pondok-pondok kecil untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai Ujong Batee ini. pondok-pondok kayu ini langsung menghadap kelautan.

Untuk biayanya sangat murah, tiket masuknya hanya Rp.5000 saja ... dan biaya sewa pondok sekitar Rp. 20.000-an. tentunya hal itu akan terbayar begitu anda melihat lautan luas didepan mata yang sangat-sangat indah.

Ujong Batee ... Pantai yang indah diujung Banda Aceh. keindahan yang masih tersembunyi dan belum banyak diketahui khalayak ramai. Pantai yang masih sangat bersih dan menawarkan keindahan yang luar biasa. ditambah dengan pepohonan cemara disepanjang pantai, pastinya anda  akan menemukan pengalaman yang berbeda.

Salam Musafir Senja .. :) :) :)

Senin, 07 September 2015

Menjelajah Banda Aceh ( Bagian I ) : Masjid Oman

Kali ini saya kembali berlibur ke Banda Aceh, namun kali ini saya mengunjungi beberapa tempat yang tidak pernah saya kunjungi sebelumnya. Penasaran dengan tempat-tempat apa saja yang saya kunjungi ??? Mau tauuuuuuu ??? 

Oke selamat membaca postingan saya kali ini ... :) :) :) Kita mulai dengan ...

MASJID AL - MAKMUR ( MASJID OMAN )

Masjid Al - Makmur merupakan salah satu masjid agung yang terdapat di Kota Banda Aceh, tepatnya di  desa Lampriet. Menurut informasi yang saya dapatkan masjid ini sudah berdiri semenjak tahun 1979, dibangun oleh masyarakat Lampriet. Namun, ketika Gempa & Tsunami melanda Aceh di tahun 2004 masjid ini terkena dan ada beberapa bagian bangunan yang perlu direnovasi. Renovasi kembali ini dilakukan oleh Pemerintah Oman. sehingga masjid ini juga terkenal dengan nama Masjid Oman.

Pasca renovasi masjid ini berdiri dengan gaya timur tengah. bangunan didominasi dengan cat warna putih dan beberapa ornamen dicat dengan warna coklat. masjid megah ini memiliki dua buah menara dan satu buah kubah yang sangat besar. 

Untuk bagian dalam, masjid ini memiliki dua lantai. dimana lantai pertama dilapisi dengan permadani yang sangat indah. permadani ini bukanlah seperti permadani lainnya, permadani ini memiliki keistimewaan. apa itu ??? ukurannya !. yaaa ... permadani ini hanya satu saja dan mampu menutupi seluruh permukaan lantai satu masjid ini. permadani ini berwarna merah dengan beberapa hiasan bunga berwarna kuning,hijau dan krem.

Memiliki dua belas tiang besar didalamnya membuat masjid ini semakin mewah, tiang-tiang diberi warna cokelat. sedangkan dinding bagian dalam tetap berwarna putih.

Seperti yang sudah Musafir Senja katakan diawal, bahwa masjid ini hanya memiliki satu buah kubah yang besar. kubah ini bagian dalamnya dihiasi dengan berbagai kaligrafi yang benar-benar menawan mata. selain bagian dalam kubah, mimbar masjid ini juga dihiasi dengan kaligrafi.

Untuk bagian luar, masjid ini memiliki halaman yang luas dan fasilitas tempat berwudhuk yang benar-benar bersih dan nyaman.

Masjid Al - Makmur atau yang sekarang lebih dikenal dengan Masjid Oman ini terletak dipinggir jalan kota, sehingga jamaah masjid pada setiap waktunya memenuhi masjid ini. Apabila anda berkunjung ke Banda Aceh, sempatkanlah untuk salat di masjid ini, pastinya anda akan menemukan pengalaman yang berbeda.


Sekian dulu postingan saya kali ini ... ohya untuk foto-foto masjid oman ini akan saya posting pada postingan selanjutnya ... selamat membaca & ditunggu ya postingan selanjutnya ... :) :) :)

Salam Musafir Senja ...

Senin, 13 April 2015

Aceh ,,, Enggak Cuma Sabang & Banda Aceh Saja ( Bagian II )

Gimana artikel kemarin ,,, udah pada baca belum ??? okeokeee ... bagi yang udah baca dan gak sabaran mau tau kelanjutannya, sore ini saya akan melanjutkan tulisan yang kemarin sempat bersambung ( yaelahhh .. kayak sinetron ajee pake bersambung segala ... hahaha ). Okee .. serius ne ... saya akan melanjutkan tulisan yang kemarin. selamat membaca ....


Seperti yang telah tertulis di artikel sebelumnya bahwa Aceh merupakan provinsi yang indah banget dan kemarin saya udah mengulas dua tempat yang keren selain Sabang dan Banda Aceh tentunya. Okee hari ini saya akan kembali mengulas tentang beberapa tempat lainnya ,, Yaitu :


Aceh Barat

Aceh Barat merupakan salah satu kabupaten yang ikut dihantam ganasnya Tsunami ditahun 2004. namun kini, daerah ini telah berbenah menjadi daerah yang indah. Kabupaten yang beribukota di Kota Meulaboh ini terletak ditepian pantai, sehingga disini dapat ditemui banyak pantai-pantai yang indah dengan pasir-pasir putihnya. Selain itu daerah ini juga merupakan daerah asal dari pahlawan nasional, Teuku Umar. maka dari itu jika berkunjung kesini sempatkanlah untuk berziarah ke makam Teuku Umar. Selain itu yang jangan sampai terlewatkan adalah landmark dari Kota Meulaboh, Masjid Agung Baitul Makmur. Masjid ini berdiri dengan megahnya di tengah-tengah Kota Meulaboh. Masjid ini merupakan masjid yang terbesar dan termegah di kawasan pantai barat Aceh.


Aceh Tenggara

Sama halnya dengan Aceh Tengah, Aceh Tenggara berada di daratan tinggi. daerah dengan ibukota di Kota Kutacane ( Selanjutnya saya akan menyebut Kutacane Saja ) memiliki pesona wisata yang tak kalah indah. di Kabupaten inilah terletak Taman Nasional Gunung Leuser ( TNGL ) yang merupakan salah satu taman nasional yang terkenal di Indonesia. bagi anda pecinta alam, tentunya hal ini akan sangat menarik karena disini kita bisa menikmati keindahan alam lengkap dengan berbagai fauna dan flora yang hidup di TNGL. selain itu derasnya Sungai Alas juga bisa dicoba dengan permainan arung jeram yang tentunya akan menantang adrenalin. Selain itu keindahan Kutacane yang terletak diantara pegunungan juga amat sangat luar biasa indahnya. 


Simeulue

Simeulue merupakan Kabupaten Kepulauan yang terletak di lepas pantai barat Provinsi Aceh. kabupaten ini beribukota di Sinabang. Keindahan yang ditawarkan oleh Simeulue adalah keindahan pantainya. Pulau Banyak merupakan salah satu destinasi wisata disini. Kepulauan yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil ini memiliki pulau-pulau kecil dengan pasir putih dan koleksi terumbu karang yang indah. selain itu besarnya ombak di perairan ini dapat dimanfaatkan untuk berselancar.



Yaaaa ... Selesai. sebenarnya kalau mau diulas gag bakal ada habisnya, soalnya Aceh itu memang indah banget. setiap jengkal tanahnya punya pesona sendiri. yang saya tuliskan diatas hanyalah sebagian kecil saja ,,, Jadiii ... kalau liburan jangan bosan ya datang ke Aceh , karena Aceh menyimpan ribuan destinasi wisata yang pastinya akan memberikan pengalaman sendiri bagi anda yang mengunjunginya.

Salam Musafir Senja ... :):):)

Minggu, 12 April 2015

Aceh ,,, Enggak Cuma Sabang & Banda Aceh Saja ( Bagian I )

Pasca Tsunami melanda daratan Aceh di pengujung 2004 silam, nama Aceh menjadi salah satu destinasi favorit. Provinsi yang menerapakan syariat islam ini menjadi salah satu daerah yang sering diperbincangkan diantara sesama wisatawan.

Keindahan alam bawah laut Sabang menjadi daya tarik yang paling kuat, pantai-pantai pasir putih yang masih terjaga kebersihannya dan Tugu 0 Kilometer yang memiliki daya tarik tersendiri menjadikan Sabang sebagai tujuan utama bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Aceh.

Banda Aceh sebagai pusat dari Provinsi Aceh tentunya juga menjadi destinasi yang paling banyak dikunjungi, pasalnya bila seseorang ingin ke Sabang maka sudah pasti ia akan ke Banda Aceh terlebih dahulu. Dengan segala keindahan dan juga berbagai monumen tentang Tsunami, Banda Aceh berhasil memikat hati ribuan pengunjung.

Sesuai dengan judul diatas, saya ingin mengatakan bahwa di Aceh enggag cuma ada Sabang dan Banda Aceh saja. Aceh merupakan provinsi yang memiliki 18 Kabupaten dan 5 Kotamadya. yang mana keseluruhannya adalah 23 Kabupaten dan Kotamadya. Sabang dan Banda Aceh hanya merupakan salah dua dari 23 Kabupaten yang ada di Aceh. dan kenyataannya Aceh merupakan tempat yang luar biasa. Keindahan pantainya tak perlu ditanyakan lagi, selain pantai ada juga daerah pegunungan yang tentunya memiliki pesona tersendiri.

Dan jika anda sudah pernah pergi ke Sabang dan Banda Aceh lalu mengatakan " Saya sudah pernah menjelajahi Aceh " maka anda salah besar. karena Sabang dan Banda Aceh hanya dua dari seribu keindahan yang ada di Aceh.

Maka dari itu, melalui tulisan ini saya Musafir Senja akan sedikit bercerita tentang beribu-ribu tempat indah yang layak dikunjungi jika anda berlibur ke Aceh.


Aceh Tengah

Aceh Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi Aceh. terletak tepat di bagian tengah Aceh dan berada di dataran tinggi, membuat kabupaten ini memiliki suhu yang dingin. Takengon merupakan ibukota dari kabupaten ini. jika anda berlibur ke Aceh, maka sempatkanlah untuk mampir mengunjungi Takengon. nikmati kesegaran udaranya, dan juga jangan lupa mencicipi kopi yang asli ditanam dan diproduksi dari sini. ya .... seperti yang telah saya katakan bahwa Takengon merupakan dataran tinggi sehingga disini banyak masyarakat yang bercocok tanam dan salah satu andalannya adalah kopi. selain kopi, ada juga jeruk Takengon yang memiliki rasa yang luar biasa. renyah dan manis merupakan ciri - ciri dari jeruk Takengon yang sangat nikmat.

Selain itu dikota ini, terdapat danau terbesar yang ada di Provinsi Aceh. Danau Laut Tawar namanya, anda dapat menyaksikan keindahan Danau ini dari cafe-cafe yang terletak sedikit diatas gunung. dari sini anda dapat memandang keindahan Kota Takengon yang mengeliling Danau Laut Tawar. Pemandangan semakin indah bila anda melihatnya dipagi hari, ketika mentari baru menyinari bumi. cahaya kuning keemasan memantul-mantul di atas perairan Danau Laut Tawar, sungguh luar biasa indahnya.

Jangan lupakan destinasi selanjutnya, yaitu Putri Pukes. Putri Pukes menurut legenda adalah seorang Putri yang kemudian berubah menjadi batu. Batu Putri Pukes ini terletak di dalam sebuah gua yang letaknya juga tidak jauh dari Danau Laut Tawar.

Pada Bulan-bulan tertentu akan diadakan festival disini, dan juga diselenggarakan Perlombaan Pacuan Kuda.


Kota Lhokseumawe

Jika anda pecinta sejarah maka anda haruslah menjajaki kaki di kota ini. Kota Lhokseumawe ( selanjutnya saya akan menulisakan Lhokseumawe saja ) merupakan salah satu Kotamadya yang ada di Provinsi Aceh. merupakan kota yang menjadi lintas penghubung antara Banda Aceh - Medan. mengapa anda pecinta sejarah harus mengunjungi kota ini ??? yaaa .. karena menurut saya Lhokseumawe menjadi saksi akan kejayaan Aceh dimasa lalu dan juga masa sekarang.

Dimasa lalu , di Lhokseumawe berdiri sebuah kesultanan yang sangat hebat dan megah. Kesultanan Islam pertama yang berdiri di Nusantara, Kesultanan Samudra Pasai. Kesultanan yang berhasil menjadikan Aceh dimasa itu menjadi salah satu daerah yang maju baik dari segi ekonomi dan juga pendidikan. Salah satu Sultan yang paling termashyur dari Kesultanan ini adalah Sultan Malikussaleh, yang mana makamnya hingga kini masih dapat kita lihat di Daerah Geudong, sekitar 30 menit dari pusat Kota Lhokseumawe. selain makam Sultan Malikussaleh ada juga makam Ratu Nahrisyah yang juga merupakan salah satu Ratu dari Kesultanan Samudra Pasai. Makam Ratu Nahrisyah ini sungguh amat indah terbuat dari sejenis marmer dengan tinggi kurang lebih satu meter yang mana terdapat pahatan-pahatan tulisan arab yang indah dikedua sisinya.

Dan dimasa sekarang, Lhokseumawe pernah bergelar " Kota Dolar ", hal ini karena di Lhokseumawe berdiri Perusahan-Perusahan besar seperti PT. Asean, PT. Arun NGL, PT. Pupuk Iskandar Muda ( PT. PIM ) PT.Exxon Mobil, Dan juga PT. Kertas Kraft Aceh ( PT. KKA ). dengan berdirinya lima perusahaan besar itu wajarlah jika dimasa-masa kejayaannya Lhokseumawe disebut kota dolar. sekarang hanya dua perusahaan yang masih berdiri yaitu PT. Arun NGL dan juga PT.PIM.

Selain itu Lhokseumawe juga dikelilingi oleh pantai-pantai yang memesona, dimana salah satunya adalah Pantai Ujong Blang, nikmatilah sore hari anda disini sembari menyantap seporsi rujak khas aceh dan air kelapa muda. atau berkunjunglah dipagi hari, anda akan melihat bagaimana uniknya tradisi menarik pukat di pantai ini.

Yang lagi terkenal di Lhokseumawe sekarang ini adalah " Goa Jepang ", yang terletak diatas perbukitan. dari sini kita dapat memandang keindahan Lhokseumawe dan lautan yang membiru.



Gimanaaaaa ??? udah taukan betapa indahnya Aceh ??? itu baru Sabang, Banda Aceh, Takengon dan Lhokseumawe,,, Apa udah habis ??? ya jelas belum dongggg ... hehehehe ...
Penasarankan keindahan apa lagi yang ada di Aceh ??? nantikan Bagian - II dari tulisan ini yaa ... :):):)

Salam Musafir Senja ...

Minggu, 05 April 2015

Sedikit Cerita Tentang Kota Tanjung Pura

Kota Tanjung Pura merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Langkat, berjarak sekitar dua jam perjalanan dari Kota Medan. Tanjung Pura bukanlah tempat yang biasa biasa saja, banyak cerita yang terdapat disini. 

Dahulunya Tanjung Pura merupakan pusat pemerintahan dari Kesultanan Langkat, maka dari itu hingga kini kita masih dapat menyaksikan beberapa peninggalan dari Kesultanan Langkat. yang mana diantaranya adalah Masjid Raya Azizi, Kompleks Pemakaman Sultan-Sultan Langkat dan Gapura Istana yang kini menjadi Pintu Gerbang MAN 2 Tanjung Pura.

Tanjung Pura kota lama yang penuh akan sejarah dan cerita. dikota kecil inilah saya dilahirkan sembilan belas tahun silam. Tanjung Pura kota kecil penuh kenangan.

Meskipun hanya memiliki daerah yang kecil namun Tanjung Pura dapat dikatakan sedikit lebih bila dibandingkan dengan Kecamatan-kecamatan lainnya. yang mana lebih dalam hal ini adalah fasilitasnya, di kecamatan ini berdiri sebuah Rumah Sakit Umum, Kantor Pos dan juga Stadion Bola Kaki. Selain itu di kecamatan ini terdapat dua buah Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ), anda tentu dapat membayangkan bagaimana istimewanya Tanjung Pura hingga disini berdiri dua buah MAN.

Yaaaa, seperti yang telah saya katakan diatas bahwa Tanjung Pura dulunya merupakan ibukota dari Kesultanan Langkat maka dari itu Tanjung Pura telah lama dikenal juga sebagai Kota Pelajar, banyak siswa dari berbagai daerah menuntut ilmu disini. 

Apabila kalian berkesempatan mengunjungi Tanjung Pura maka luangkan waktu untuk berjalan-jalan mengeliling Kota Tanjung Pura yang indah ini. anda tak perlu khawatir kehabisan waktu, karena Tanjung Pura dapat dikeliling hanya dalam waktu satu jam saja. sempatkanlah shalat di Masjid Raya Azizi, melihat keindahan arsitektur masjid ini. ukiran yang penuh bertabur disetiap dindingnya, pilar-pilar yang mengelilingi masjid ini dan juga pintu-pintu masuknya yang tinggi besar. serta tak ketinggalan menara masjid yang tinggi menjulang. yang unik dari masjid ini menurut saya adalah bangunan dalamnya, yaitu masjid ini dua dinding didalam masjidnya. yang mana dinding pertama berbentuk segi delapan yang menopang kubah masjid ini. dinding pertama ini bukanlah dinding yang menutupi seluruhnya hanya saja menopang kubah masjid ini dan memiliki delapan pintu disetiap sisinya, sehingga tetap terlihat menyatu. sungguh arsitektur yang sangat luar biasa. sedangkan dinding yang kedua adalah dinding yang menutupi seluruh masjid dengan bentuk persegi.  pada areal masjid terdapat kompleks pemakaman Sultan-Sultan Langkat dan juga terdapat makam Pahlawan Nasional, Tengku Amir Hamzah yang merupakan Putra Daerah Tanjung Pura.

Setelah mengunjungi masjid anda dapat mengeliling kota ini dengan menggunakan becak dayung, maka anda akan dibawa berputar-putar keliling Kota Tanjung Pura. anda akan diperlihatkan bagaimana ramainya Pekan Tanjung Pura, Stadion Bola, Perkampungan Masyarakat, dan juga pasti melewati Jalan Istana. Yuppp ,,, di Jalan Istana inilah dulunya berdiri dengan megahnya Istana Kesultanan Langkat dan yang dapat kita saksikan kini adalah dua buah Gapura yang dulunya merupakan Gapura Istana.

Bicara kuliner anda tak perlu meragukan ada berbagai macam jenis kuliner yang dapat memanjakan lidah anda. mulai dari Soto Udang, Mie Kocok, Hingga legitnya dodol yang telah menjadi oleh-oleh khas Kota Tanjung Pura.

Yaaaa ... itulah sedikit cerita tentang Tanjung Pura, kota kecil penuh dengan sejarah, cerita dan kenangan. Kota kelahiran saya, Musafir Senja .... :) :) :) ...

Jumat, 27 Maret 2015

Tapaktuan 4 : Lintas Aceh - Sumatera Utara

Akhirnya sampailah waktu untuk segera mengakhiri liburan ini. untuk jalan pulang kami memilih jalan dari Sumatera Utara. Bila ketika pergi kami memilih jalan dari Banda Aceh dan melewati lintas jalan provinsi Aceh, tetapi jalan pulang ini kami juga ingin menikmati suasana baru dengan melewati jalur yang berbeda. jalur ini tetap melewati provinsi Aceh kemudian melewati perbatasan dan memasuki provinsi Sumatera Utara.

Medan yang dilalui juga akan beda, sepanjang perjalanan pulang takkan ada lautan yang terlihat mata. Pegunungan-lah yang mendominasi pemandangan, serta perkebunan sayur-mayur, hutan yang masih lebat dan juga beberapa kota-kota kecil.

Perjalanan pulang dimulai dengan meninggalkan kota Tapaktuan tepat pukul 11.00 malam. untuk jalan pulang ini kami melewati Kabupaten Aceh Singkil, kemudian Kota Subulussalam. hanya saja karena kami jalan di malam hari maka tidaklah berpaa nampak bagaimana kota-kota yang dilalui seperti Kota Singkil dan Kota Subulussalam. Pertokoan yang dilalui keseluruhannya tutup hanya tampak beberapa rumah makan yang tetap buka di Kota Subulussalam. hampir rata rumah makan yang buka dimalam hari ini menjadi perisitirahatan bagi mobil-mobil dari Tapaktuan menuju Medan.

Tepat pukul 1 malam dinihari kami sampai di Kota Subulussalam. setelah mengisi minyak mobil dan beristirahat sejenak di salah satu rumah makan kami melanjutkan perjalanan. meninggalkan kota Subulussalam, tak berapa lama lagi kami sampai diperbatasan provinsi antara Aceh dengan Sumatera Utara.

Akhirnya sampailah diperbatasan antara Aceh dengan Sumatera Utara, Kabupaten Pakpak Bharat menjadi kabupaten yang pertama kami lalui. Ketika memasuki daerah ini saya tertidur dengan lelapnya sehingga saya tidak dapat bercerita apa-apa mengenai kabupaten ini.

Subuh hari saya terbangun oleh dinginnya udara yang menyentuh kulit saya. saya sempat melihat beberapa pamplet nama ternyata ini sudah di daerah Sidikalang, Kabupaten Dairi. setelah selesai salat subuh kami melanjutkan perjalanan. sesudah Kabupaten Dairi maka daerah selanjutnya adalah Kabupaten Karo, kami sempat singgah di Berastagi untuk beristirahat.

Sekitaran jam 2 siang akhirnya kami sampai di Kota Medan.
Berakhirlah liburan kali ini, yang tertinggal adalah Indahnya Kota Tapaktuan, Kota Naga di Selatan Aceh.

Senin, 02 Maret 2015

Tapaktuan 3 : Menikmati Senja Di Kota Tapaktuan

Senin , 23 Februari 2015

Setelah tadi pagi berjalan-jalan keliling Desa Drien Jalo maka siang hari ini kami berjalan-jalan keliling Kota Tapaktuan. Kota Tapaktuan merupakan kota yang tepat berada di pesisir pantai sehingga perjalanan dari Meukek menuju Tapaktuan yang kurang lebih memakan waktu 40 menit, pemandangan yang ada benar-benar menyejukkan mata.

Menuju Kota Tapaktuan, pertama kita akan melewati daerah persawahan. jalan raya yang diapit kiri kanannya dengan areal persawahan dan nampak pegunungan yang berjajar. selanjutnya ada jalanan yang menikung dan menanjak, yaa sepertinya ada jalan raya yang melewati pagunugan. dan setelahnya, lautannya yang menyambut kita. jalan raya yang bersebalahan langsung dengan lautan. birunya air laut dan putihnya pasir pantai terlihat dengan jelas, belum lagi pepohonan kelapa yang melambai-lambai dengan santai.

Sebelum sampai di Kota Tapaktuan, ada sebuah air terjun yang berada tepat dipinggir jalan. kamipun singgah di air terjun ini. air terjun ini sungguh unik karena airnya langsung mengalir ke lautan. yaaa, air terjun ini turun dari gunung, dan memiliki telaga kecil tepat dibawahnya. telaga ini berwarna biru karena airnya yang sangat jernih, dari telaga inilah kemudian air mengalir ke lautan.

Tak terasa kami sudah sampai di Kota Tapaktuan. mungkin karena tergolong kota baru yang masih dalam pembangunan maka kota ini tidaklah terlalu ramai. jalanan kota yang memiliki dua jalur dan bagus ini terlihat lenggang di siang hari ini. terlihat beberapa toko baru yang sudah mulai terisi dan area perkantoran yang berjajaran di sepanjang jalan kota. 

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah puncak dari Kota Tapaktuan ini. sebenarnya ini adalah jalan raya yang sudah berada di pegunungan, hanya saja karena jalanannya lebar dan bagus kita bisa berhenti dan berfoto ria. dari sini terlihat jelas Kota Tapaktuan, yang memanjang segaris pantai. birunya lautan dengan deburan ombak menyatu. sungguh indah pemandangan dari atas sini.

Selanjutnya adalah monumen Tuan Tapa & Naga. Mengapa diberikan nama Kota Tapaktuan ??? karena dari sini ada sebuah legenda yang menceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seekor naga yang dibunuh oleh Tuan Tapa didaerah ini. hingga kini, peninggalan Tuan Tapa ketika membunuh naga masih ada yaitu telapak kaki rasa. oleh karena adanya legenda itu maka kota ini diberi nama Kota Tapaktuan. namun, untuk bisa melihat secara langsung telapak kaki raksasa ini jalan yang dituju tidaklah mudah, kita harus mendaki gunung dan kemudian turun kelautan karena telapak kaki itu berada di area laut dan jalan yang harus dilalui merupakan jalan setapak. maka dari susahnya menuju tempat itu, kami hanya mengunjungi monumennya saja. monumen ini terletak di tengah kota. monumen ini berbentuk seekor naga berwarna hijau yang dipijak oleh sebuah telapak kaki raksasa.

Karena hari sudah siang maka sudah waktunya untuk makan siang, karena kota ini berada di pinggir pantai maka makan dicafe yang terletak dipinggir pantai sungguhlah pilihan yang sangat tepat. kami memilih sebuah cafe yang memiliki banyak pondok tepat dibibir pantai, pantai pasir putih dengan ombak yang tak terlalu besar, biru dan hijau air laut terlihat merata dan indah dari sini. tak lupa pepohonan cemara yang tertanam sejajar di tepian pantai menambah kesejukkan. sembari menunggu makanan datang, saya segera turun dan bermain air. yaaa ,, kapan lagi bisa bermain air dipantai yang begini indah. mumpung sudah dikunjungi maka ya sekalian saja ,, hahaha.

Setelah selesai makan siang, kami keliling kota. melewati Tugu Pala. yaaaa , Kota Tapaktuan memang terkenal dengan hasil palanya. karena terlalu banyak pala yang dihasilkan dari daerah ini maka dibangunlah Tugu Pala tepat ditengah kota. Pala juga diolah menjadi oleh-oleh khas Tapaktuan. berbagai olahan pala seperti manisan, sirup bahkan minyak dapat kita temui ditoko-toko yang menjual oleh-oleh khas Tapaktuan.

Senja sudah mulai menyelimuti bumi. Indahnya menatap senja dari sini Kota Tapaktuan, Kota Naga di selatan Aceh yang berdiri tepat dibibir pantai. suatu pengalaman baru yang saya rasakan dan menambah panjang catatan perjalanan saya. Tapaktuan,,,, Takkan terlupakan.

Sekian dulu postingan kali ini nantika postingan selanjutnyaaa yaaa ...

Salam Musafir Senja ... :) :) :)

Tapaktuan 2 : Pagi Hari di Drien Jalo

Senin, 23 Februari 2015

Desa Drien Jalo, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan. Yaaaa, di desa inilah kakak sepupu saya tinggal. desa ini merupakan salah satu desa yang terletak dikaki pegunungan dan ada sungai besar yang mengalir di desa ini. meskipun terletak di kaki pegunungan udara di Drien Jalo tidaklah dingin. hanya saja ketika dini hari hingga ke subuh udara mulai menusuk-nusuk tulang. sedangkan pada pagi hari hingga senja menjelang udara disini normal dalam artian tidaklah sedingin didaerah pegunungan lainnya.

Drien itu artinya durian dalam bahasa aceh sedangkan jalo berarti jala. Desa ini memang terkenal dengan durian, pada musim panen durian maka desaa ini akan berlimpah dengan durian, karena hampir setiap rumah penduduk di desa Drien Jalo memiliki pohon durian sendiri.

Pagi hari ini cerah. saya memutuskan untuk berjalan-jalan pagi ke sungai besar yang tepat mengalir dibelakang rumah kakak sepupu saya. sungai ini sangatlah besar dan memiliki sebuah titi gantung yang dibangun tahun 1994. namun, karena saat ini bertepatan dengan musim panas, maka sungai ini sedikit kering, hanya beberapa alur air yang mengalir dan airnyapun dangkal. namun, kesejukan air sungai dan pemandangan yang ditawarkan tak bisa dilewatkan begitu saja. Setelah puas berfoto ria di jembatan gantung saya turun ke sungai hanya sekedar untuk mencelupkan kaki saja. 

Selain terkenal dengan buah duriannya, saya juga melihat ada beberapa pohon kuini. kuini dari daerah sini juga sangat terkenal dengan rasanya yang manis. namun sayang sekali, ketika saya berkunjung ke Drien Jalo belum ada musim buah apapun hingga kesempatan menikmati durian dan kuini terpaksa dilupakan.

Pagi hari di desa Drien Jalo, menikmati dinginnya air sungai dan pemandangan yang indah sungguh merupakan suatu pengalaman baru bagi saya. siang nanti kami baru akan ke Kota Tapaktuan, penasarankan kemana saja saya jalan-jalan ke Kota Tapaktuan ??? nantikan postingan selanjutnya yaaaa ...


Salam Musafir Senja ... :) :) :)

Minggu, 01 Maret 2015

Tapaktuan 1 : Menuju Kota Naga di Selatan Aceh

Selama bulan februari 2015, kampus saya kuliah memberikan liburan sepanjang dua minggu. Namun, karena akhir tahun 2014 kami sudah melakukan perjalanan panjang maka liburan kali ini hanya saya habiskan di Langsa saja. Namun, diakhir liburan suatu peristiwa terjadi. Liburan ke Tapaktuan, Aceh Selatan, tak terelakkan lagi. Hahahahaha ,,, mumpung ada kesempatan dan saya juga belum ke kota tersebut maka kesempatan ini tak saya sia-siakan.

21 Februari 2015, Sabtu

Perjalanan dimulai dari Kota Lhokseumawe. Tujuan utama adalah Kota Banda Aceh, karena kami memilih jalur Banda Aceh - Tapaktuan. Malam hari kami berangkat dari Lhokseumawe dan Subuh hari  ( hari minggu ) kami sampai di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Setelah selesai shalat subuh kami sarapan di salah satu warung nasi gurih khas aceh, tentunya menu utama adalah nasi gurih dengan dendeng.

22 Februari 2015, Minggu

Subuh hari kami telah tiba di Banda Aceh. tepat pukul 8 pagi kami meninggalkan kota Banda Aceh. selepas melewati daerah Lhok Nga maka pemandangan luar biasa sudah menanti kami. Jalan raya yang dibangun dengan bantuan oleh Amerika ketika Tsunami 2004 melanda Aceh masih dalam kondisi mulus. Bayangkanlah pemandangan sepanjang jalan menuju Tapaktuan. Pegunungan batu disebelah kiri dan birunya pantai disebelah kanan ditambah dengan mulusnya jalan raya. maka ketika melewati daerah ini matikan AC mobil anda dan bukalah kaca mobil. nikmatilah kesegaran udara yang diberikan oleh Alam.

Sepanjang perjalanan saya tak pernah bosan, melihat bagaimana gunung-gunung batu ini dibelah dan dijadikan jalan raya. serta birunya pantai yang seolah memanggil-manggil dengan deru besar ombaknya. dibeberapa titik pantai dapat dilihat juga pepohonan cemara yang tumbuh sejajar dengan indah. 

Ada satu tempat yang paling indah untuk melihat pantai dan lautan. Puncak Geurutee, Aceh Jaya namanya. tepat dipuncak ini terbentang lautan sejauh mata memandang dengan pulau-pulau kecil yang menghampar. Pasiran putih juga memagari indahnya pantai-pantai ini. disepanjang puncak ini berdiri kafe-kafe yang bisa dijadikan tempat beristirahat jika lelah berkendaraan. Selain itu disini juga ada semacam landmark dengan tulisan " Puncak Geurutee Aceh Jaya ". 

Aceh Jaya beribukota di Calang. dan kota Calang juga dilewati dalam perjalanan ini. Aceh Jaya merupakan salah satu kabupaten yang ketika Tsunami 2004 hancur lebur. di Kabupaten ini juga terdapat kecamatan Lamno yang terkenal dengan masyarakat-nya yang rupawan. Lamno dahulu adalah bekas kawasan jajahan Portugis sehingga terjadilah pernikahan campuran antara orang-orang portugis dan aceh. hingga saat ini orang-orang Lamno memiliki fisik yang berbeda dengan orang Aceh lainnya. rambut pirang, mata biru bahkan hijau dan kulit yang putih bersih. sehingga orang-orang Lamno mirip dengan orang-orang Eropa.

Kabupaten selanjutnya yang kami lewati adalah Kabupaten Aceh Barat. mungkin sudah banyak dari pembaca yang mengetahui kabupaten ini. Yaaaa , kabupaten ini merupakan daerah asal pahlawan nasional Teuku Umar, dan Meulaboh menjadi ibukota kabupaten ini. Meulaboh merupakan salah satu kota yang besar dan maju di kawasan Pantai Barat Aceh. kami juga melewati Masjid Agung Baitul Makmur, masjid ini merupakan masjid terbesar di Kabupaten Aceh Besar. Masjid ini juga kini menjadi ikon kota Meulaboh. di Kota Meulaboh juga ada Tugu Kopiah Meukeutop. Tugu ini terletak di tengah kota Meulaboh. 

Nagan Raya, kabupaten yang kini terkenal karena batu gioknya juga dilewati dalam perjalanan menuju kota Tapaktuan. diperbatasan antara Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Nagan Raya berdiri dengan megahnya PLTU Nagan Raya. PLTU ini merupakan harapan bagi masyarakat Aceh agar segera keluar dari zona kegelapan alias mati lampu bergiliran. Suka Makmue merupakan Ibukota dari Kabupaten Nagan Raya. Pusat Pemerintahan Suka Makmue terletak sedikit jauh dari jalan raya. ada sebuah Gapura yang menandakan masuk kekawasan  Pusat Pemerintahan Suka Makmue. sehingga ketika melewati daerah ini kita tak nampak kawasan itu, hanya melewati saja. selanjutnya daerah yang dilewati bernama Gunung Trans. Gunung Trans ini bagaikan perkebunan raksasa. karena seluruh wilayahnay di tanami oleh kelapa sawit. mengapa dinamai Gunung Trans ?? cerita punya cerita karena dahulu gunung ini dibuka menjadi lahan perkebunan dan diperuntukkan bagi masyarakat yang bertransmigrasi. oleh karena itu dinamai Gunung Trans.

Kabupaten terakhir yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai adalah Kabupaten Aceh Barat Daya. Blang Pidie merupakan ibukota dari kabupaten ini. kami sampai di Kota ini kurang lebih jam 3 siang dan kami memutuskan untuk makan siang disini. setelah selesai makan siang maka kami melanjutkan perjalanan. 

Akhirnya sampailah kami di Kabupaten Aceh Selatan. Kecamatan Labuhan Haji yang terkenal dengan dayah ( pesantren dalam bahasa Aceh ) menyambut kami ketika memasuki Kabupaten Aceh Selatan. Kecamatan Labuhan Haji ini dibagi menjadi dua yaitu Labuhan Haji Timur dan Labuhan Haji Barat. Selanjutnya adalah tempat yang kami tuju yaitu Meukek. di sini ada kakak sepupu saya yang tinggal, oleh karenanya kami menginap di Meukek. 

Tepat pukul 5 sore kami sampai di Meukek, Aceh Selatan. Lelah memang rasanya, namun pemandangan sepanjang jalan menuju Meukek taklah saya lupakan. Luar biasa indahnya ... 10 Jam perjalanan  Banda Aceh - Tapaktuan dengan pemandangan yang luar biasa.Melewati beberapa kabupaten di Aceh seperti Kabupaten Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Hingga Aceh Barat Daya. Ohyaaa, Meukek merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan. Jarak antara Meukek - Tapaktuan sekitar 40 menit.

Cukup sekian dulu ceritanyaaaaaa yaaaaa ... 
Penasaran kan dengan kelanjutannya ??? keliling kota Tapaktuan "Kota Naga" di Selatan Aceh ??? Penasarankan ??? nantikan postingan selanjutnya yaaa ...

Salam Musafir Senja :) :) :) ....

Rabu, 25 Februari 2015

Liburan Ke Banda Aceh ( Bagian III ) : Hari Yang Cerah

Pasti udah pada gag sabaran kan dengan sambungan cerita liburan akhir tahun Musafir Senja ... :) :) 
oleh karena itu silahkan dibaca postingan dibawah yaaaa ... selamat membaca .. :) :)

26 Desember 2014 , Jum'at

Alhamdullilah hari ini Kota Banda Aceh cerah. mulai dari pagi tadi sudah terdengar suara zikir hampir dari seluruh Masjid. Lapangan Blang Padang menjadi pusat peringatan 10 Tahun Tsunami dan beberapa ruas jalan di Kota Banda Aceh ditutup.

Hari ini kami melanjutkan berkeliling Kota Banda Aceh. Tempat Wisata Tsunami Boat di Atas Rumah Kampung Lampulo mejadi pilihan pertamanya. kapal ini dulunya berada di Sungai dan terbawa air tsunami hingga mendarat di atas rumah warga.dan kini areal tersebut dijadikan salah satu objek wisata tsunami. miniatur kapal ini juga terdapat di Museum Tsunami.

Geurutee menjadi destinasi selanjutnya. Geurutee merupakan pegunungan yang berdampingan langsung dengan lautan luas. dari puncak geurutee ini kita dapat melihat indahnya lautan yang membentang luas. terdapat dua buah pulau kecil di tengah lautan yang nampak jelas dari puncak Geurutee ini. selain itu terdapat satu pulau yang sedikit jauh letaknya dari kedua pulau tersebut. pulau yang satu ini letaknya lebih dekat kepantai. pantai berpasir putih yang memanjang itu terbentang hingga mendekati pulau itu. memandang lautan dari puncak Geurutee ini akan memberikan pangalaman yang baru. selain itu pada puncak ini terdapat tulisan raksasa " Puncak Geurutee Aceh Jaya " yang dapat dijadikan untuk berfoto ria. Ohyaa,,, wisata ini agag jauh jaraknya dari Kota Banda Aceh karena Puncak Geurutee ini sudah termasuk wilayah Kabupaten Aceh Jaya.

Sekembalinya dari Banda Aceh waktu sudah menunjukkan untuk salat jum'at. kami memilih untuk salat jum'at di Masjid Baiturrahim Ulee Lheue. Masjid yang menjadi saksi bisu kejadian Tsunami 10 tahun silam itu dipenuhi oleh jamaah dan kami mendapat tempat di lantai 2 masjid.

Selepas Jum'atan kami saya menyempatkan memandangi kawasan lautan Ulee Lheue dari jembatan yang letaknya tidak jauh dari Masjid. akhirnya perjalanan ini selasai. siang ini kami akan kembali lagi ke Medan. namun perjalanan ini tidaklah akan saya lupakan dan pastinya akan terus membekas dalam memori.

Salam Musafir Senja ...

Liburan Ke Banda Aceh ( Bagian II ) : Berlari Di Bawah Hujan

Baiklah, Musafir Senja akan menyambung postingan yang lalu mengenai catatan perjalanan liburan akhir tahun. selamat membaca .... :) :)

25 Desember 2014, Kamis

Hari ini Kota Banda Aceh diguyur hujan. tak tanggung-tanggung hujan turun deras semenjak azan subuh dikumandangkan. rencana shalat subuh di Masjid Raya Baiturrahman-pun akhirnya dibatalkan. kami  [Musafir Senja & Family :) :)] shalat dikamar hotel dan terus berharap semoga Hujan berhenti.

Jam telah menunjukkan pukul 07.30 WIB, namun hujan masih terus membasahi bumi ini, namun sudah sedikit reda. hanya tinggal gerimis yang lumayan kencang. dengan sedikit rasa malas akhirnya kami keluar untuk mencari sarapan, kami memutuskan untuk menikmati Nasi Gurih khas Aceh dengan lauk rendang dan dendeng. setelah selesai membeli sarapan, kami kembali ke hotel. selama di Banda Aceh kami menginap di Hotel Lading, sebuah Hotel yang terletak tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman dengan pemandangan depan Krueng Aceh. namun yang paling penting, harga hotel ini sangat bersahabat dengan kantong.

Jam 09.00 setelah selesai bersiap-siap kami mulai menjelajah Kota Banda Aceh. dimulai dengan Museum Tsunami. kunjungan ke Museum Tsunami hampir saja tidak jadi karena listrik padam. seluruh pengunjung yang berada di dalam Museum diumumkan untuk meninggalkan Museum dan yang belum masuk tidak diizinkan masuk. setelah 20 menitan akhirnya pintu utama kembali dibuka, ternayata listrik sudah hidup kembali. Museum Tsunami ramai sekali pengunjungnya hari ini, karena esok adalah peringatan 10 tahun Tsunami, maka banyak yang mengunjungi  Museum ini untuk kembali mengenang kejadian itu.

Sebenarnya saya telah beberapa kali mengunjungi Museum Tsunami ini, namun baru kali ini saya sempat menyaksikan pemutaran film dokumenter yang berisikan tentang kejadian Tsunami di Aceh. selain itu ada beberapa tambahan koleksi di Museum Tsunami Aceh, seperti Al-Qur'an, mesin jahit, peralatan makan dan barang lainnya yang hanyut terkena Tsunami. barang-barang ini masih terselimuti lumpur Tsunami dan selama ini disimpan oleh masyarakat.

Hujan tak kunjung berhenti menyapa Kota Banda Aceh namun tentu saja hal ini tak menyurutkan niat kami untuk menjelejahi Ibukota Provinsi Aceh ini. Setelah Museum Tsunami kami melanjutkan perjalanan ke Kapal PLTD Apung. setelah berfoto ria dan menikmati batagor yang dijual disekitaran areal wisata ini perjalanan di lanjutkan ke Pantai Lampuuk.

Keindahan Pantai Lampuuk hanya dapat dinikmati dari bawah pondok-pondok sepanjang pantai karena hujan masih terus turun. karena hari sudah siang maka kami makan di sini. menu utama ikan bakar segera terhidang dengan hangatnya nasi dan pedasnya sambal. makan siang sambil menikmati indanhnya Pantai Lampuuk, pepasir putih, dan menatap birunya air laut memang tiada duanya. namun saya menyempatkan diri untuk turun ke pantai hanya sekedar mencuci kaki meski harus rela berhujan-hujanan.

Selepas mengunjungi Pantai Lampuuk kami mengunjungi Pantai Lhok Nga, namun keindahan Pantai Lhok Nga hanya dapat dinikmati dari dalam mobil. Yuppppss, tepat sekali hujan yang semakin deras membuat kami enggan turrn dari mobil meski ombak-ombak besar Pantai Lhok Nga telah memanggil-manggil kami untuk singgah meski hanya sekedar bermain air.

Ulee Lheue menjadi destinasi selanjutnya yang kami kunjungi. meski hanya sebentar saja menikmati indahnya Ulee Lheue tapi itu sudah cukup karena hari sudah sore, sedangkan masih ada satu tempat lagi yang ingin kami kunjungi, yaitu Perumahan Jackie Chan yang terletak di Desa Neuheun, Aceh Besar. Perumahan ini tidaklah terlalu jauh dari Kota Banda Aceh.

Perumahan Jackie Chan terletak di atas perbukitan yang langsung menghadap lautan. pada areal perumahan ini dibangun juga beberapa fasilitas seperti Masjid dan sekolah. jika kita menjelejahi kompleks ini hingga kepuncak bukit maka kita dapat memandang indahnya lautan yang membentang didepannya.

Sepulang dari Perumahan Jackie Chan hari sudah senja, maka kami memutuskan untuk menunaikan ibadah shalat maghrib di Masjid Agung Al Makmur atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Oman karena Masjid ini merupakan bantuan dari Negara Oman. Masjid besar yang berwarna putih ini memiliki satu kubah dan dua menara dan yang paling saya sukai dari Masjid ini adalah sajadahnya. bila di Masjid lain sajadah yang digunakan berbentuk panjang mengikuti shaf namun di Masjid Oman ini sajadahnya berbentuk permadani yang besarnya seluas Masjid. ya,,, hanya ada satu permadani raksasa untuk menutupi keseluruhan lantai Masjid Oman ini. permadani yang berwarna indah dengan motif bunga dan ukiran dan tepat dibawah kubah terdapat satu motif bunga yang besar. itulah hal yang paling spesial dan belum pernah saya temui di Masjid-Masjid lainnya.

Perjalanan hari ini ditutup dengan icip-icip kuliner khas Aceh yang telah terkenal kemana-mana yaitu : Mie Aceh. kami menikmati kuliner khas Aceh ini di salah satu cafe yang memang menu utamanya adalah Mie Aceh. Mie Aceh Simpang Lima nama tempatnya ( Kalau gag salah yaa ... soalnya udah agag lupa ne hehe ). pilihan saya jatuh pada Mie Aceh Kepiting dengan minumannya adalah Teh Tarik. meski harga satu porsinya Rp. 30.000 namun menurut saya harga tersebut cocok dengan rasanya dan kelezatan kepiting yang tersedia diatas piring. sedangkan untuk Mie Aceh biasa harga yang dibandrol hanya berkisar Rp.10.000 - Rp. 15.000. dan ada juga menu spesial lainnya yaitu Mie Aceh yang disajikan dengan daging, udang dan kepiting untuk menu ini dibandrol dengan harga Rp. 50.000 seporsinya.

Perjalanan hari ini berakhir dengan menikmati Mie Aceh, dan esok keliling-keliling kota masih berlanjut.
ditunggu postingan selanjutnyaaa yaaa .....

Salam Musafir Senja ... :) :) :)

Rabu, 07 Januari 2015

Liburan Ke Banda Aceh ( Bagian I ) : Kisah Sepanjang Perjalanan

Liburan tahun memang sangat menggoda. melepas penat setelah selama hmapir setahun terus bergelut dengan tugas, makalah, presentasi dan berbagai laporan pratikum memang sangat ditunggu-tunggu oleh Musafir Senja maka ketika ada waktu selama 2 minggu kesempatan ini taklah dibuang secara sia-sia.

Pilihan jatuh pada Kota Banda Aceh. Pilihan ini jatuh dengan niatan akan melanjutkan perjalanan ke Pulau Weh dan Kota Sabang dan juga melihat kota ini setelah 10 tahun Tsunami. Perjalanan ini sungguh menyenangkan, yaaa namanya juga liburan pastinya akan sangat membahagiakan, benar apa benar ??? hahahaha ... berbagai destinasi menarik telah disusun dan siap akan dikunjungi. apalagi liburan kali ini dilakukan bersama-sama dengan keluarga.

Bayangan indah liburan telah terbayang, suasana kota Banda Aceh, syahdu-nya suara azan Masjid Raya Baiturrahman, nikmatnya kopi dan mie kepiting serta pantai-pantai yang telah terdengar deru ombaknya.

Maka, perjalananpun dimulai ...

23 Desember 2014, Selasa

malam ini tepat pukul 21.00 WIB saya beserta Oom saya berangkat dari Medan menuju Banda Aceh, dengan persinggahan di Kota Langsa untuk menjemput Orangtua saya. Alhamdullilah, perjalanan Medan - Langsa aman tanpa kendala. pukul 02.00 dinihari kami sampai di Kota Langsa. perjalananpun berlanjut.

24 Desember 2014, Rabu

Jam telah menunjukkan pukul 06.00 WIB, kami masih berada di SPBU Peureulak, setelah beristirahat selama beberapa jam, kami melanjutkan perjalanan. Hujan terus mengguyur dengan derasnya semenjak tadi, SPBU ini telah penuh dengan berbagai kendaraan yang tak berani melanjutkan perjalanan karena dikabarkan sebagaian jalan raya telah banjir. namun kami tetap melanjutkan perjalanan, dan sepanjang perjalanan jalanan memang amat sangat sepi. Banjir tak terelakkan lagi, namun Alhamdullilah mobil masih bisa lewat dengan aman. Perjalanan berlanjut meninggalkan Kota Peurelak.

Aceh darurat banjir, mungkin kata kata ini sangat tepat digunakan dalam kondisi seperti ini. sepanjang perjalanan kota-kota yang dilalui hampir keseluruhan banjir. Selain Peuleurak, kota-kota lain seperti Idi, Kuta Binje, Julok, Lhoksukon juga banjir. jalan raya ditutupi oleh genangan air meski kendaraan masih bisa melaluinya. tenda-tenda posko didirikan dibeberapa titik, dan masyarakat banyak meminta bantuan dari pengguna jalan. namun tetap hari ini jalanan begitu sepi.

Jam 11.00 WIB, kami sampai di Kota Lhokseumawe. setelah beristirahat sejenak, makan dan mandi di rumah saudara saya yang tinggal di Kota ini kami melanjutkan perjalanan menuju Banda Aceh. berbagai kota dilalui dan sepanjang perjalanan terlihat jelas sawah-sawah penduduk yang terrendam oleh banjir.

Hari sudah sore ketika kami sampai di Seulawah. kami memutuskan berhenti sejenak di salah satu warung yang ada di tepi jalan. setelah rasa lelah hilang kami melanjutkan perjalanan hingga tiba di kota Banda Aceh kurang lebih pukul 20.00 WIB.

Alhamdullilah ,,, Akhirnya Sampai Juga ... 



Mau Tau Kelanjutan Kisah Musafir Senja Selama Liburan di Kota Banda Aceh ??? Nantikan Postingan Berikutnya Yaaaaaaaaaaa ....... 
Salam Musafir Senja ...